SERANG, TitikNOL - Perseteruan antara warga Serang berinisal ME dengan Agent Property rekanan Perumahan Arafah Serang belum kunjung usai, setelah sebelumnya sejumlah jurnalis yang memberitakan persoalan yang terjadi antar keduanya mendapat intervensi untuk mencabut berita yang telah terbit di media online.
ME menjelaskan kepada wartawan, terduga marketing berinisial L yang disebut oleh developer sebagai agen pemasaran Perumahan Arafah sempat menghubungi paska pemberitaan tentang keluhan dirinya tayang di media sosial.
Namun bukannya permintaan maaf dan upaya persuasif yang didapat, ME malah dicaci maki saat pihak L termasuk sang istri menghubunginya melalui telepon dan pesan aplikasi whatsapp.
"Intinya dia marah-marah dan mengelak bahwa uang yang diminta ke saya dan sudah ditransfer itu penipuan dan tidak mau dibilang penipu. Kalimatnya kasar saya sampai nangis," kata ME dikonfirmasi wartawan, Senin (29/07/2024).
ME yang ketakutan hingga saat ini masih menolak diajak bertemu ataupun menerima kembali uang yang sebelumnya telah dia kirim beberapa bulan silam kepada L selaku pemasaran Perumahan Arafah Serang. Kecemasan itu timbul diakuinya akibat cara komunikasi L dan istrinya yang dinilai kasar kepadanya.
Apa yang dialami ME, rupanya juga dialami oleh sejumlah jurnalis yang menulis berita.
Setelah beritanga tayang di media online, Kevin yang merupakan pihak Developer Perumahan Arafah serta mengaku sebagai pemilik proyek pembangunan rumah subsidi di wilayah Carenang, Kabupaten Serang itu awalnya membantah jika pihaknya telah melakukan penipuan kepada warga dimaksud.
Menurut penuturan salah seorang wartawan yang bersangkutan, melalui Winda bagian Purchasingnya, Kevin lantas mengundang ketiganya untuk bertemu saat para jurnalis melalukan konfirmasi via aplikasi whatsapp. Pertemuan dilakukan di lokasi rumah contoh yang dijadikan kantor pemasaran sementara oleh Perumahan Arafah.
"Jadi kita bertiga datang ke sana. Sampai di sana, Kevin ini ada dan didampingi kira-kira lebih dari 15 orang berpakaian preman dengan sorot mata tajam dan mengepung kami di dadalam rumah contoh Perumahan Arafah. Jadi di situ bukannya wartawan yang wawancara, justru Kevin melakukan intervensi dengan meminta agar beritanya dicabut," ujar seorang wartawan dimaksud.
Tidak hanya mengepung, orang-orang bertampang garang yang diakui Kevin merupakan bagian dari tim keamanan Perumahan Arafah itu juga serempak mengambil video para jurnalis saat diintrogasi oleh Kevin tentang alasan menulis berita Perumahan Arafah.
"Ya nanya kenapa nulis berita, dan dia ngerasa dirugiin. Terus mendesak minta agar berita itu diturunkan saat itu juga. Keamanan-keamanannya ini ikut nanya dengan nada tinggi," tuturnya.
Dikonfirmasi melalui telepon whatsapp, Kevin mengaku permintaanya mencabut berita lantara bahwa dia merasa terduga L merupakan pihak ketiga di luar tanggung jawab perusahaannya, karena Tugas L adalah untuk menjual dan memasarkan produk perumahan subsidi yang dia bangun dengan perjanjian kerjasama antara pihaknya dan agensi pemasaran.
"Jadi di Perumahan Arafah itu tidak ada inhouse marketing, semuanya agensi. Mereka tidak hanya jual rumah di sini tapi beberapa rumah juga di perumahan lain. Tidak ada hubungannya dengan kami. Tolong beritanya dicabut segera!," tegas Kevin.
Namun Kevin tak mampu menjawab, ketika ditanya mengapa Perumahan Arafah selaku salah satu proyek program rumah subsidi pemerintah itu tidak transparan dengan menyematkan kata 'agen propert' dalam setiap spanduk promosinya.
Informasi yang dihimpun dari Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Serang, izin Perumahan Arafah adalah atas nama PT Indo Sejahtera Properti dengan kantor di wilayah Gembong, Kabupaten Tangerang. Setelah ditelusuri, kantor tersebut pun rupanya diduga tumpang tindih menjadi satu kesatuan dengan sebuah toko material bernama Duta Bangunan, yang diakui oleh Kevin sebagai managemen yang sama. (RZ/TN)