CILEGON, TitikNOL – Tahapan pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cilegon telah memasuki debat publik. Setiap Paslon diminta memaparakan visi dan misi untuk mensejahterakan warga Kota Baja.
Ada yang menarik saat memasuki sesi pertanyaan. Setiap Paslon diberikan keleluasaan oleh moderator untuk mengajukan pertanyaan kepada lawannya.
Saat itu, giliran Paslon nomor urut 01 menanyakan tentang MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) kepada Paslon 03. Namun sayangnya, Paslon 03 tidak paham dan tidak tahu arti dari MEA.
"Bagaimana untuk Paslon nomor urut 03 menyikapi MEA dalam melindungi masyarakat Kota Cilegon," tanya calon Wakil Wali Kota Cilegon Firman Mutakin, Sabtu (21/11/2020).
Setelah Firman selesai bertanya, moderator mempersilahkan Paslon 03 untuk menjawab dengan tenggat waktu 1 menit 30 detik.
Lucunya, calon Wali Kota Cilegon no 03 Iye Iman Rohiman yang diusung PAN, PPP dan Demokrat, mengaku tidak mengetahui dan tidak paham arti dari MEA.
"Ya terimakasih calon nomor 01 telah mempertanyakan tentang Paslon 03. Dalam hal ini, tentunya jujur kami belum paham MEA itu apa yah? Jujur, dari pada saya menjawab tidak paham, lebih baik saya tanya," kata Iye Iman Rohiman balik bertanya.
Dengan kerendahan hati, Firman menerangkan maksud arti dari pertanyaan yang diajukannya kepada Paslon 03.
"Masyarakat Ekonomi ASEAN," terang Firman.
Setelah tahu arti MEA, Iye legowo dengan singgungan ketidaktahuannya itu dan langsung menjabarkan gagasannya.
"Oh, Masyarakat Ekonomi ASEAN. Nggak masalah dari pada kita jawab nggak nyambung, mending kita tanya, dalam hal ini saya jujur. Ya tentunya dalam hal ini berbicara masyarakat tentang ekonomi, kita berupaya semaksimal mungkin. Karena kita di setiap daerah bersaing, apalagi di daerah kita, Cilegon tentunya bukan ASEAN lagi, bahkan internasional," ungkap mantan Kader Golkar itu.
Iye berjanji akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Cilegon melalui program-programnya untuk menjadikan Kota Cilegon go internasional. Mengingat, produk yang dihasilkan perusahaan di Cilegon untuk kebutuhan internasional.
"Bukan hanya sebagai ASEAN, kita dalam hal ini, ekonomi kita, karena Cilegon adalah daerah dollar. Tentunya kenapa? Kembali lagi dalam kesejahteraan untuk membangun masyarakat. Untuk bagaimana ekonomi kita adalah bukan tingkat ASEAN lagi, tetapi bahwa kita hitungannya internasional. Karena di Cilegon ini produknya bukan dijual oleh lokal, tetapi internasional. Bagaimana kita memanfaatkan hidup di Cilegon ini, untuk bisa belajar dan belajar untuk bisa meningkatkan ekonomi internasional," paparnya. (Son/TN2)