Sabtu, 23 November 2024

Tujuh Karya Herman Kimong Dipamerkan di Museum Banten

Istimewa
Istimewa

SERANG, TitikNOL - Tujuh karya instalasi dan mix media Herman Kimong, perupa asal Serang, Banten dikritik sejumlah perupa setempat dalam presentase konsep dan soft launching yang digelar Banten Culture (Bacu) Center,di Museum Negeri Banten, Sabtu, 23 Januari 2016.  

Dalam presentase itu Herman Kimong berulangkali diminta berhati-hati terhadap tema, juga kegenitan bentuk rupa agar tidak terjebak pada bentuk dekoratif, terlebih asal tempel.

"‎Selain terdapat proses estetik yang terputus, karya dengan tema Harmony in Chaos ini saya lihat masih belum jelas  yang mau dibicarakan Herman Kimong,"ujar pembahas, Indra Kesuma, kemarin.

Menurut Indra, sejumlah konsep rupa Herman Kimong yang rencananya akan dipamerkan di Bali dan Yogyakarta pada Maret dan April ini, masih belum tampak kedalaman tema yang diusung. Bahkan medium benang, besi serta resin yang menjadi bahasa ungkap Kimong, menurutnya, masih tampak berdiri sendiri dan terputus dari tema besar Harmony in Chaos.

‎"Seperti instalasi benang di medium lima panel di hadapan kita. Saya merasa tidak sedikitpun membuat saya terkejut. Saya hanya melihat benang dan keruwetannya ditempel-tempel. Terlebih Kimong sendiri juga mengakui karya instalasinya ini masih belum selesai,"kata Indra.

Kendati begitu, Indra yang juga rekan seprofesi dengan Herman Kimong mengaku sempat kehilangan jejak kekaryaan Kimong. Meski masih berkegiatan dengan dunia rupa, namun lebih kepada lukisan pasar.

"Saya cukup memperhatikan jejak karya Kimong, namun beberapa tahun belakangan saya sempat kehilangan jejaknya. ‎Dan saat ini saya hanya melihat instalatif-dekoratif dan terkesan hanya tempelan saja. Saya harus bilang ke Kimong, hati-hati dan teruslah belajar,"tambah Indra lagi.

Seraya menambahkan,  Herman Kimong merupakan perupa yang dimiliki Banten yang potensial. Kimong, kata dia, sudah memiliki dasar dan visi dalam kegiatan senirupa. Meski terkadang, Kimong masih mengalami kegagapan dalam berkarya. Khususnya pada persoalan kehidupan.

Di bagian lain, Kurator  Herman Kimong, Sang Made Susanto Dwitanaya berpendapat, tujuh karya Kimong yang dipamerkan pada soft launching dalam rencana tour Installation and Art Exhibition di Bali dan Yogyakarta pada Maret mendatang merupakan karya yang memang belum final.

"Karya yang dipamerkan Kimong hanya konsep. Garis besar. Bahkan bisa dipastikan beda sama sekali. Disini kita hanya melihat kecenderungan ungkap, bahan-bahan yang akan dipamerkan mendatang,"'kata Dwitanaya, kemarin.

Ia juga berpendapat, pada perkembangannya Herman Kimong sudah melakukan migrasi ungkap. Mulanya medium kanvas, cat, dan bentuk statis, Kimong dengan berani membongkar kebiasaannya dengan menggunakan resin, besi, metal, benang, dan sejumlah bahan lain. 

"Justru dari sini, kita bisa lihat bahwa Herman Kimong merupakan seniman yang cukup dinamis. Ia merasa tidak cukup dengan bahan-bahan biasa,"kata Dwitanaya.

Lebih Jauh Dwitanaya mengatakan, pilihan tema Harmony in Chaos ‎dalam Installasi and Art Exhibition Tour yang diambil Herman Kimong; nampaknya bukan karena kebetulan. Bahkan menurutnya, di tangan Herman Kimong, tema tersebut memiliki narasi besar yakni, tentang gegap gempita sosial dan politik negeri dan daerah dia tinggal, juga narasi kecil yang juga berarti yang berkaitan dengan domestik dirinya.

"Kegalauan hidup, ekonomi, soal dapur serta fenomena sulitnya proses berkarya,"tuturnya. (Ed/Red)

TAG budaya
Komentar