Tenaga Medis RSUD Banten Keluhkan Sulit Masker untuk Jaga Kesehatan Diri

Ilustrasi. (Dok: Harianhaluan)
Ilustrasi. (Dok: Harianhaluan)

SERANG, TitikNOL - Tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten, mengeluhkan atas sulitnya mendapatkan masker untuk perlindungan diri dari penyebaran virus Corona.

Seyogyanya, sebagai garda terdepan dalam melawan wabah Covid 19, perlindungan diri terhadap tim medis wajib menjadi nomor satu. Segala kebutuhan medis perlu difasilitasi oleh pemerintah.

Salah satu tim medis di RSUD Banten berjenis kelamin perempuan yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, dirinya tidak diberikan masker untuk kebutuhan pribadi.

Artinya, pasca merawat pasien terpapar corona atau pulang dari Rumah Sakit (RS) menuju rumah masing-masing, perawat tidak diberikan alat pelindung diri.

Mereka sebagai manusia biasa juga mengaku khawatir, lantaran lingkungan RS sudah terkontaminasi dengan infeksi virus Corona.

“Dapat sih kalau untuk tindak pasien mah. Cuma dari tempat tinggal ke RS harus sefti juga kan, karena sekitar RS itu sudah terkontaminasi dengan yang positif corona. Kami harus pakai masker, kami beli ke apotik manapun nggak ada. Kalau kami ke pasien dikasih, masa habis ketemu pasien nggak dibuang, kan nggak boleh nanti nularin ke orang lain,” katanya kepada TitikNOL, Kamis (26/03/2020).

Menurutnya, kebutuhan Alat Pelengkap Diri (APD) dalam perawatan pasien di RSUD Banten saat ini masih memadai. Fasilitas makanan dan vitamin untuk tim medis masih terbilang baik.

“Udah ada sih, APD saat ini masih ada. Alhamduliah selama dinas 2 hari makan dapat sesuai sift, vitamin, pudding,” ujarnya.

Ia menceritakan, sejak RSUD Banten dikhususkan untuk merawat pasien Covid 19, pihaknya mendapat perlakuan yang tidak senonoh oleh warga.

Citra medis saat ini seperti aib yang jelek dalam pandangan masyarakat.
Tentunya, perlakuan ini tidak sebanding dengan pengorbanan tim medis yang sedang berjuang untuk menyembuhkan warga dari infeksi virus Corona.

“Tolong kami tim medis jangan dikucilkan. Jangan menganggap kami sebelah mata sampai ngekos juga susah. Kami bersyukur masih sehat dan merawat orang lain. Suatu kebanggaan kami bisa membantu warga,” tuturnya.

Bahkan lebih parahnya, kata dia, mencari tempat tinggal sementara atau indekos di wilayah Serang susah. Mirisnya lagi, pemilik kost sampai membuat tulisan tidak menerima perawat RSUD Banten.

“Boleh cek kalau kos sekitar Cipocok ada tulisan tidak menerima karyawan RSUD Banten. Kami seperti aib yang tidak diterima dimana-mana, padahal kami membantu masyarakat. Kami juga tidak ingin menularkan penyakit kepada mereka,” jelasnya. (Son/TN1)

Komentar