Laporan Tim Nasrul-Eki Soal ASN Berpolitik Dinilai Tidak Sesuai Fakta

Kuasa Hukum Paslon Bupati dan Wakil Bupati Serang, Tatu-Pandji saat menemui petugas Bawaslu Kabupaten Serang, Jum'at(2/9/2020). (Foto: TitikNOL)
Kuasa Hukum Paslon Bupati dan Wakil Bupati Serang, Tatu-Pandji saat menemui petugas Bawaslu Kabupaten Serang, Jum'at(2/9/2020). (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Tuduhan yang disampaikan tim pasangan calon bupati dan wakil Bupati Serang Nasrul - Eki, terhadap Aparatur Sipil negara (ASN) yang dianggap tidak netral sepertinya tidak berdasar.

Pasalnya, laporan bernomor 08/LP/PB/KAB/11.07/IX/2020 yang melaporkan Dodong Saepudin Hidayat sebagai ASN yang tidak netral tidak memiliki bukti akurat.

Menurut Daddy Hartadi, SH, juru bicara tim advokasi hukum Tatu- Pandji, sebelumnya Dodong Saepudin Hidayat dilaporkan ke Bawaslu karena sebagai kepala sekolah SMPN 2 Petir, memosting gambar calon Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah di akun fesbuk pribadinya pada akhir September 2020. Alat bukti yang disertakan oleh pelapor berupa selembar kertas screenshot gambar Ratu Tatu Chasanah dalam akun milik Dodong.

Daddy yang ditemui saat mendampingi Dodong dimintai klarifikasi di Bawaslu Kamis(1/10/2020) menjelaskan, sejak 1 Agustus 2020 Dodong tidak menjabat lagi kepala sekolah SMPN 2 Petir karena telah pensiun sebagai ASN dan telah menerima SK pensiun.

"Cara melapor mereka ngawur, tidak sesuai fakta. Terkesan asal lapor hanya untuk bikin sibuk Bawaslu. Mereka melapor tanpa bukti otentik yang akurat. Pensiunan kok dilaporkan sebagai ASN yang tidak netral. Ada-ada saja," ungkapnya.

Sementara yang disampaikan Ketua Tim Advokasi hukum Tatu-Pandji Deni Ismail Pamungkas SH,MH, dengan melihat pola mereka (tim Nasrul-Eki), target mereka terlihat hanya sebanyak-banyaknya melapor untuk membentuk opini, agar Tatu-Pandji terkesan seperti banyak melakukan pelanggaran. Yang kemudian mereka 'goreng' melalui media dan media sosial.

"Pola mereka sudah kita deteksi dari awal, selama kita mendampingi para terlapor, tidak satupun disertakan alat bukti yang akurat hasil temuan mereka. Mereka hanya ingin sebanyak-banyaknya melapor untuk memberi kesan Tatu-Pandji banyak pelanggaran, yang kemudian mereka goreng pemberitaannya di media dan media sosial," tukasnya. (TN2)

Komentar