Sabtu, 23 November 2024

Mahasiswa di Banten Rayakan HUT RI dengan Aksi Teatrikal Kritik Pemerintah

Aksi teatrikal yang dilakukan sejumlah mahasiswa dari Universitas Islam Negeri, Sultan Maulana Hasanudin Banten yang tergabung dalam Komunitas Soedirman 30. (Foto: TitikNOL)
Aksi teatrikal yang dilakukan sejumlah mahasiswa dari Universitas Islam Negeri, Sultan Maulana Hasanudin Banten yang tergabung dalam Komunitas Soedirman 30. (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Berbagai cara dilakukan oleh warga di Provinsi Banten dalam menyambut hari kemerdekaan RI yang ke-72. Banyak di antara warga yang merayakannya dengan melakukan berbagai lomba. Namun ada juga yang merayakannya dengan cara berbeda.

Seperti yang dilakukan sejumlah mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten yang tergabung dalam Komunitas Soedirman 30. Dalam merayakan kemerdekaan, mereka merayakanya dengan melakukan aksi teatrikal mengkritik pemerintahan Indonesia.

Para mahasiswa ini melakukan aksi teaterikal di depan kampus, tepatnya di Jalan Jendral Soedirman, Ciceri, Kota Serang. Dalam aksinya mahasiswa menunjukan bahwa Indoensia masih jauh dari kata kemerdekaan dalam kesejahteraan masyarakat.

Aksi teatrikal itu menggabarkan, bahwa masyarakat kecil diseluruh pelosok negeri masih banyak yang terbelenggu oleh kebijakan-kebijakan pemerintah pusat maupun daerah, yang membuat warga tidak merasakan kesejahteraan.

“Hari ini aksi unjuk rasa kita sebagai bentuk kritikan kepada pemerintah bahwa Indonesia belum seratus persen merdeka dalam kesejahteraan masyarakat. Faktanya masih banyak warga kecil yang terbelenggu akan kebijakan-kebijakan pemerintah,” kata Korlap Aksi Merta, Jumat (18/7/2017).

Para mahasiswa menilai, penjajahan berupa fisik, ekonomi, politik dan lainnya, masih kerap terjadi di negeri ini.

”Masih banyak rakyat yang bergelimang kemiskinan, masih banyak bayi-bayi yang mengalami busung lapar, puluhan ribu para pejuang berlindung di gubug-gubug yang kumuh,” ungkapnya.

Selain itu, petani yang masih jauh dari kata sejahtera lantaran telah dirampasnya mata pencaharian oleh pembangunan yang membuat hilangnya sumber kehidupan.

”situasi nasional hari ini sangat ketergantungan pada pihak asing, sehingga membuat masyarakat jadi korban atas kepentingan yang jauh dari berpihak dari rakyat,” tukasnya. (Gat/red)

Komentar