Senin, 25 November 2024

Pertemuan Pendemo dengan PT Cemindo Memanas, Warga Gebrak Meja

Perwakilan pendemo didampingi lima pengacara melakukan perundingan dengan manajemen PT. Cemindo yang difasilitasi pihak Muspika Bayah. (Foto: TitikNOL)
Perwakilan pendemo didampingi lima pengacara melakukan perundingan dengan manajemen PT. Cemindo yang difasilitasi pihak Muspika Bayah. (Foto: TitikNOL)

LEBAK, TitikNOL - Pertemuan antara perwakilan pendemo dengan manajemen PT Cemindo Gemilang, diwarnai aksi gebrak meja dari salah satu perwakilan pendemo.

Perundingan sendiri dilakukan di kantor perusahaan itu dengan difasilitasi oleh Mapolsek dan Danramil Kecamatan Bayah.

Aksi gebrak meja dilakukan perwakilan warga, lantaran kesal kepada pihak manajemen yang tidak kunjung tiba di lokasi pertemuan.

"Ini mau serius tidak mau berunding, kasihan massa kami terlalu lama menunggu dan kepanasan di luar. Kalau tidak mau berunding kami keluar sekaranga juga," teriak salah seorang warga bernama Sugiyanto, sambil menggebrak meja.

Baca juga: Pendemo Tuding PT Cemindo Abaikan Dampak Lingkungan

Suasana panas pun kembali terjadi, saat perundingan antara kedua belah pihak dilakukan, terutama saat manejemen CSR bernama Budi Nurzaman, belum bisa mengabulkan tuntutan para pendemo dengan alasan menyampaikan kepada atasannya dan meminta pertemuan diundur pekan depan.

"Boleh silahkan diundur perundingan ini, tapi kami minta pihak PT. Cemindo juga menghentikan aktivitas pabrik termasuk kegiatan Belt Conveyor, hingga pertemuan dapat dilakukan kembali minggu depan," ancam Budi, perwakilan pendemo lainnya.

Ancaman yang dilontarkan oleh para pendemo dinilai beralasan karena Belt Conveyor tidak memiliki kelengkapan izin seperti Amdal dan penggunaan ruang jalan dan ruang pengawasan jalan.

"Ayo kita kupas bersama kalau perusahaan berani hari ini mengupas persoalan izin pembangunan Belt Conveyor, jangan biarkan masyarakat yang menjadi korban. Bagaimana kalau suatu ketika Belt Conveyor itu roboh dan pasti warga yang dirugikan dan menjadi korban," tukas Budi. (Gun/red)

Komentar