SERANG, TitikNOL – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Tolak Privatisasi Air (ATPA), melakukam aksi mengecor sepasang kaki. Para massa aksi duduk tenang selama proses menyemen kaki ini dengan kepala mengenakan caping.
Aksi tersebut merupakan gambaran petani di Banten, sama dengan apa yang terjadi di Kendeng, Jawa Tengah. Di mana para petani tidak merdeka atas pengolahan tanah dan pemanfaatan air di daerahnya, karena proses pembangunan perusahaan.
Selain menggambarkan para petani yang dirugikan, aksi tersebut juga sebagai bentuk protes para mahasiswa terhadap perusahaan pengolahan air PT Tirta Fresindo Jaya, Grup Mayora di Baros dan Cadasari, Pandeglang, Banten.
Perwakilan ATPA Haetami mengatakan, aksi ini mendesak pemerintah daerah untuk menutup PT Tirta Fresindo Jaya. “Kita menuntut agar PT Fresindo Jaya ditutup,” kata Haetami, di sela aksi di Jalan Jenderal Sudirman, depan Kampus IAIN SMH Banten, Ciceri, Kota Serang, Rabu (29/3/2017).
Selain itu, mereka juga mendukung masyarakat Kendeng dalam melawan PT Semen Indonesia. “Kami juga mendukung saudara kita di Kendeng dalam melakukan perlawanan atas korporasi. Baik nasib masyarakat Baros dan Cadasari maupun masyarakat Kendeng, sama melawan privatisasi air,” ungkapnya.
Gesekan antara petani dan pemilik perusahaan tersebut, menurut Haetami merupakan fenomena setumpuk masalah agraria di Indonesia. “Banyak masalah yang belum terselesaikan. Kami meminta kepada Presiden Jokowi untuk mencabut izin Pabrik Semen di Kendeng,” tegasnya. (Gat/Rif)